Tampang

Akademisi Unsika: Buzzer Politik Ancam Kualitas Demokrasi Indonesia

13 Mei 2025 19:32 wib. 35
0 0
Ilustrasi media sosial(Freepik)
Sumber foto: Google

Era Post-Truth: Kebenaran Tergantikan oleh Narasi yang Sesuai Emosi

Menurut Hendry, masyarakat kini berada dalam era post-truth, di mana kebenaran tidak lagi didasarkan pada fakta, tetapi lebih pada narasi yang menyentuh emosi dan selera publik. Hal ini memungkinkan kebohongan yang dikemas menarik dan diproduksi secara masif untuk dianggap sebagai kebenaran.

Peran Dunia Akademik dalam Menanggulangi Dampak Buzzer

Hendry mengungkapkan bahwa dunia akademik, terutama kampus, memiliki peran penting dalam menangkal dampak negatif buzzer politik. "Mahasiswa bisa menjadi agen perubahan dan kontra-buzzer di media sosial. Namun, ini membutuhkan dukungan serius dari pemerintah dan institusi pendidikan," tuturnya.

Pentingnya Penguatan Literasi Digital dan Critical Thinking

Hendry mendorong Fakultas Ilmu Komunikasi Unsika agar lebih fokus pada pembelajaran yang menumbuhkan kesadaran kritis terhadap propaganda digital. Selain itu, ia juga menekankan pentingnya penguatan pemikiran filsafat postmodern guna membentuk mahasiswa yang melek literasi digital. "Butuh keseriusan dari Kemendikbudristek dan kampus dalam meramu sistem pembelajaran yang mengacu pada critical thinking," kata Hendry.

#HOT

0 Komentar

Belum ada komentar di artikel ini, jadilah yang pertama untuk memberikan komentar.

BERITA TERKAIT

BACA BERITA LAINNYA

POLLING

Dampak PPN 12% ke Rakyat, Positif atau Negatif?