Padahal, hubungan intim seperti pernikahan justru membutuhkan perhatian lebih. Ketika pasangan merasa dilihat, didengar, dan dihargai, mereka akan lebih terbuka, lebih suportif, dan lebih terhubung secara emosional.
Pasangan Gottman juga mengingatkan bahwa memulai kebiasaan ini tidak harus menunggu pasangan yang duluan melakukannya. Siapa pun bisa memulai. Ketika satu pihak memulai, pihak lain akan mengikuti. Dari sana, apresiasi menjadi kebiasaan baru yang memperkuat ikatan pernikahan.
Apresiasi: Pondasi Emosional dalam Pernikahan
Dalam jangka panjang, kebiasaan mengucapkan terima kasih menciptakan “dana emosional” dalam hubungan. Artinya, saat konflik atau masalah muncul, pasangan sudah memiliki cadangan kepercayaan dan kehangatan yang cukup untuk menghadapinya bersama.
Kebiasaan ini juga dapat menurunkan risiko perceraian. Sebuah studi bahkan menemukan bahwa salah satu penyebab utama perceraian bukanlah perselingkuhan, melainkan kurangnya komunikasi dan penghargaan.
Kesimpulan
Jika ingin pernikahan bertahan lama, mulai ubah pola pikir dari sekadar cinta menjadi penghargaan. Ucapan “terima kasih” bukan hanya sopan santun, tetapi fondasi yang memperkuat rasa dihargai dan eksistensi dalam hubungan.
Jadi, sebelum menutup hari ini, perhatikan hal kecil yang pasangan Anda lakukan—dan jangan ragu untuk mengucapkan “terima kasih” dengan tulus. Karena di balik dua kata itu, ada kekuatan besar yang bisa menjaga cinta tetap menyala, bahkan saat badai datang.