Langkah 1: Amati Pasangan Anda
Mulailah dengan memperhatikan apa saja yang pasangan lakukan. Fokuskan perhatian pada hal-hal positif yang mereka kerjakan—bukan sebaliknya.
Contohnya, saat mereka mencuci piring setelah makan, menjemput anak sekolah, atau membuatkan kopi di pagi hari. Catat hal-hal kecil ini. Tindakan sederhana seperti ini sering kali dianggap remeh, padahal menunjukkan bentuk kepedulian yang konsisten.
Menariknya, Anda tidak perlu menyembunyikan bahwa Anda sedang mengamati pasangan. Bahkan, Anda bisa memberi tahu mereka bahwa Anda ingin lebih memahami rutinitas dan usaha mereka setiap hari. Dengan begitu, Anda menciptakan ruang apresiasi yang saling terbuka.
Langkah 2: Ucapkan “Terima Kasih” dan Jelaskan Alasannya
Mengucapkan terima kasih memang terdengar sederhana, namun dampaknya luar biasa jika diucapkan dengan tulus dan disertai penjelasan.
Misalnya, daripada hanya berkata, “Terima kasih, ya,” Anda bisa mengungkapkan lebih dalam:
“Terima kasih sudah membuatkan kopi setiap pagi. Aroma kopinya selalu membuat pagi saya lebih semangat, dan saya suka mendengar suara kamu di dapur. Itu membuat saya merasa dicintai dan diperhatikan.”
Dengan memberi konteks atas rasa terima kasih itu, pasangan Anda akan merasakan bahwa usaha kecil mereka benar-benar dihargai. Ini akan menciptakan kebiasaan positif yang menular, di mana kedua pihak saling memberi energi emosional yang sehat dalam hubungan.
Mengapa Apresiasi Lebih Penting dari Romantisme?
Hubungan yang langgeng bukan hanya dibangun atas dasar cinta, melainkan penghargaan dan pengakuan yang konsisten terhadap pasangan. Dalam interaksi sehari-hari, sering kali kita lebih mudah berterima kasih kepada orang asing—pelayan restoran, kasir toko, atau kolega kerja—namun lupa memberi apresiasi pada orang yang paling dekat dengan kita.