Sebaliknya, di negara-negara dengan proses perceraian yang rumit, mahal, atau membutuhkan alasan yang sangat spesifik, angka perceraian cenderung lebih rendah, bukan berarti pernikahannya lebih bahagia, tapi mungkin lebih sulit untuk disudahi secara legal. Kemudahan akses terhadap prosedur perceraian dapat memfasilitasi keputusan untuk berpisah bagi pasangan yang sudah tidak menemukan jalan tengah.
Komunikasi, Ekspektasi, dan Masalah Internal Lainnya
Di luar faktor-faktor makro, masalah-masalah interpersonal tetap menjadi akar dari perceraian. Kurangnya komunikasi efektif, ketidaksetiaan, kekerasan dalam rumah tangga, perbedaan ekspektasi dalam pernikahan, serta campur tangan pihak ketiga (seperti keluarga besar) adalah masalah klasik yang terus menjadi penyebab utama keretakan rumah tangga di mana pun.
Di negara-negara dengan tingkat perceraian tinggi, mungkin saja masalah-masalah internal ini diperparah oleh tekanan eksternal seperti kesulitan ekonomi atau perubahan sosial yang cepat, membuat pasangan lebih rentan terhadap perpecahan. Pernikahan yang dimulai di usia terlalu muda juga sering dikaitkan dengan risiko perceraian yang lebih tinggi karena kematangan emosional yang belum optimal.