Awalnya dia hadir, terus-menerus nyapa. Bangun tidur langsung chat, tengah malam masih sempat kirim stiker lucu. Dikit-dikit bilang kangen, dikit-dikit minta ditemenin ngobrol. Tapi tiba-tiba… hilang. Kayak gak pernah ada. Gak ada kabar, gak ada penjelasan. Semua perhatian yang sempat bikin senyum-senyum sendiri mendadak jadi hening.
Setelah beberapa hari gak muncul, tiba-tiba dia balik lagi. Seolah gak ada yang aneh. Seolah semua baik-baik aja. Tapi habis itu... hilang lagi. Terus berulang, kayak siklus yang gak ada ujungnya. Dan di tengah-tengah semua itu, ada satu perasaan yang makin lama makin berat: bingung.
Kalau udah kayak gini, sebenarnya ini hubungan apa, sih?
Kadang seseorang bisa hadir tanpa pernah benar-benar berniat tinggal. Mereka datang untuk mengisi waktu kosong, atau mungkin untuk meredakan rasa sepi. Tapi begitu keadaan mereka membaik, atau begitu bosan datang, mereka pergi lagi. Dan yang ditinggalkan cuma pertanyaan tanpa jawaban.
Sikap seperti itu dikenal dengan istilah ghosting. Tapi bukan ghosting satu kali putus komunikasi, ini versi upgrade-nya: ghosting bolak-balik. Kadang disebut juga “breadcrumbing”, alias ngasih remah-remah perhatian, cukup buat bikin tetap berharap, tapi gak pernah benar-benar serius.