Eksekusi yang Mengubah Sejarah
Pada tanggal 14 Februari, Valentinus akhirnya dieksekusi mati. Sejak saat itu, namanya mulai terlupakan dalam sejarah Romawi. Namun, cerita mengenai keberaniannya kembali mencuat di abad ke-15, tepatnya pada tahun 1415. Kala itu, seorang bangsawan Prancis bernama Charles d'Orléans, yang sedang dipenjara di London, menuliskan puisi penuh kasih sayang untuk istrinya. Tradisi ini pun berkembang dan menjadi inspirasi bagi Raja Henry V dari Inggris (1386-1422) yang kemudian ikut mengirimkan surat cinta.
Sejak saat itu, kebiasaan mengekspresikan kasih sayang melalui tulisan menjadi tradisi yang meluas ke berbagai penjuru dunia. Nama Valentinus yang dahulu dikenal karena keteguhannya melawan ketidakadilan, kini justru menjadi simbol cinta dan kasih sayang.
Seiring waktu, perayaan Hari Valentine mengalami perubahan. Jika pada awalnya orang-orang merayakan dengan menulis surat cinta, tradisi ini berkembang menjadi pertukaran hadiah sebagai simbol kasih sayang. Pada abad ke-18, kartu ucapan Valentine mulai populer di Eropa, dan seiring perkembangan zaman, hadiah seperti cokelat, bunga, hingga perhiasan menjadi bagian dari perayaan ini.
Di era modern, Valentine dirayakan dengan berbagai cara, mulai dari makan malam romantis, saling memberikan kejutan, hingga berbagi kebahagiaan melalui media sosial. Meski maknanya telah berubah dari sejarah aslinya, esensi dari Hari Valentine tetap sama, yaitu tentang kasih sayang dan kepedulian terhadap orang lain.