Melihat kembali ke belakang, Ardhito menyadari bahwa keputusannya untuk menikah dengan Jeanneta sebenarnya adalah awal dari harapan baru. Namun, ketika tuntutan hidup dan tekanan muncul, ia merasa bahwa hubungan mereka tidak bisa bertahan. Ia pun menegaskan bahwa meskipun rumah tangga mereka telah berakhir, dirinya tetap menghormati Jeanneta sebagai mantan istri yang pernah menjadi bagian penting dalam hidupnya.
“Gua baru sadar kalo dari kecil gua gak pernah dikasih rasa cinta sama orangtua gua. Jadi kayak gua nggak pernah dikasih rasa cinta dan kasih sayang.”
Di sisi lain, Ardhito juga mengaku menderita Borderline Personality Disorder yang membuatnya memilih untuk memberikan cintanya kepada orang lain, alih-alih membalas cinta dari orang yang mencintainya.
Ardhito Pramono kemudian menyiratkan penyesalannya dengan menyebut bahwa kini cintanya sudah habis untuk Jeanneta. Kepada Gofar Hilman, Ardhito berharap agar pengalaman ini bisa menjadi pelajaran bagi banyak orang. "Jangan biarkan ketidakpahaman tentang cinta merusak hubungan yang sebenarnya bisa berharga," ujarnya. Dia juga menambahkan bahwa kita harus belajar mencintai diri sendiri terlebih dahulu sebelum bisa mencintai orang lain dengan tulus.