Proses pelepasan petrichor ke udara diamati dengan kamera berkecepatan tinggi. Para peneliti menemukan bahwa ketika tetesan air hujan menyentuh permukaan berpori, ia akan memerangkap gelembung-gelembung udara kecil pada titik kontaknya, seperti gelembung-gelembung dalam sampanye. Gelembung-gelembung ini kemudian melesat ke atas dan pecah dari tetesan air hujan, menciptakan awan aerosol.
Awan yang terdiri dari ratusan tetesan aerosol tersebar hanya dalam beberapa mikrodetik, bergantung pada sifat tanah dan kecepatan tetesan tersebut. Hal ini lebih sering terjadi saat hujan ringan dan sedang, sementara aerosol yang dilepaskan lebih sedikit saat hujan lebat.
Para ahli telah lama mengamati bahwa tetesan air hujan dapat memerangkap dan melepaskan aerosol saat jatuh ke air. Namun, ini adalah pertama kalinya mereka mengamati proses yang terjadi di tanah.
Bau Lain yang Berhubungan dengan Hujan
Selain bau tanah setelah hujan, masih ada beberapa bau yang diasosiasikan orang dengan hujan. Salah satu bau sedap yang sering terlihat di hutan disebabkan oleh bakteri. Mikroba berfilamen yang disebut actinomycetes tumbuh di tanah yang lembap dan hangat. Saat tanah mengering, bakteri ini menghasilkan spora di dalam tanah. Basahnya dan kekuatan tetesan air hujan mendorong spora kecil ini ke udara dimana kelembapan setelah hujan bertindak sebagai aerosol. Spora ini mudah dibawa ke kita melalui udara lembap, sehingga kita dapat menghirupnya. Spora tersebut mempunyai bau khas tanah yang biasanya kita kaitkan dengan air hujan.