Setiap anak berkembang dengan kecepatan berbeda, dan ini adalah hal yang wajar. Namun, kadang ada pola perkembangan yang menunjukkan adanya sesuatu yang tidak biasa. Bagi orang tua, memahami tanda-tanda awal dari gangguan spektrum autisme (ASD) adalah langkah krusial. Deteksi dini sangat penting karena bisa membuka jalan untuk intervensi yang tepat, yang pada gilirannya dapat meningkatkan kualitas hidup anak secara signifikan. Autisme bukanlah penyakit, melainkan kondisi neurobiologis yang memengaruhi cara seseorang berinteraksi, berkomunikasi, dan berperilaku. Mengenali sinyal-sinyalnya sejak dini akan membantu orang tua mengambil tindakan yang diperlukan untuk mendukung buah hati.
Kesulitan dalam Interaksi Sosial
Salah satu ciri paling menonjol dari autisme adalah kesulitan dalam interaksi sosial. Sejak usia sangat muda, anak dengan autisme mungkin menunjukkan tanda-tanda yang berbeda dari anak-anak lain seusianya. Perilaku ini bukan karena mereka tidak ingin berinteraksi, tetapi karena cara otak mereka memproses interaksi sosial itu berbeda.
Pada bayi, salah satu tanda yang bisa diperhatikan adalah kurangnya kontak mata. Bayi biasanya akan memandang wajah orang tuanya, mencari tatapan mata, atau tersenyum saat diajak berinteraksi. Bayi dengan autisme mungkin cenderung menghindari kontak mata atau tidak tertarik pada wajah orang lain. Respons terhadap namanya juga bisa terlambat atau tidak ada sama sekali. Saat namanya dipanggil, mereka mungkin tidak menoleh atau merespons, seolah-olah tidak mendengar.
Saat anak beranjak besar, tanda-tanda ini semakin jelas. Mereka mungkin sulit terlibat dalam permainan interaktif dengan anak lain, atau bahkan cenderung bermain sendirian. Bermain pura-pura atau make-believe yang umum pada anak balita mungkin tidak mereka kuasai. Mereka bisa terlihat acuh tak acuh saat orang lain sedih atau marah, menunjukkan kurangnya empati atau kesulitan dalam memahami emosi orang lain.