Seragam sekolah telah lama menjadi topik perdebatan di kalangan masyarakat. Bagi sebagian orang, seragam sekolah dianggap sebagai bagian penting dalam menciptakan rasa persatuan dan disiplin di kalangan siswa. Namun, bagi sebagian yang lain, seragam sekolah dianggap sebagai bentuk pemaksaan terhadap siswa yang bisa membatasi ekspresi diri. Pemandangan ini kemudian memicu diskusi tentang perlunya kebijakan yang lebih inklusif terkait seragam sekolah. Baru-baru ini, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengemukakan pandangannya terkait masalah seragam sekolah.
Sebagai seorang tokoh pendidikan ternama di Indonesia, Nadiem menyuarakan pendapatnya yang menarik dan bisa membuka ruang diskusi yang lebih luas. Ia menjelaskan bahwa orang tua harus diberi kebebasan untuk memilih jenis seragam yang sesuai dengan nilai-nilai dan kepercayaan yang mereka anut. Nadiem juga menekankan bahwa siswa tidak boleh dipaksa untuk mengenakan seragam sekolah jika hal tersebut bertentangan dengan kehendak orang tua mereka. Pernyataan Nadiem ini mendorong perubahan paradigma terkait seragam sekolah yang selama ini cenderung kaku dan kurang responsif terhadap kebutuhan individu.