“Kami ingin membangun kesiapan fisik siswa, agar tidak lagi ada yang ngantukan atau tidak disiplin. Ini bagian dari pembiasaan,” jelas Nuh.
Untuk kurikulum formal, Sekolah Rakyat tetap menggunakan kurikulum nasional dari Kemendikdasmen. Namun, pendekatannya akan berbasis digital guna menyesuaikan dengan karakter siswa masa kini yang lahir di era digital (digital native).
Teknologi Presensi hingga Penguatan Nilai Kebangsaan
Sekolah Rakyat akan menerapkan sistem digital berbasis face recognition atau fingerprint untuk mencatat kehadiran siswa. Nuh menyatakan bahwa seluruh infrastruktur pendidikan akan mendukung pembelajaran digital, termasuk metode pengajaran dan manajemen sekolah.
“Era-nya digital, kulturnya digital, maka pembelajarannya juga harus digital. Infrastruktur sudah disiapkan untuk itu,” katanya.