"Kami tidak serta-merta menolak, tapi karena bangunan berada di tengah permukiman padat, warga harus dilibatkan. Apalagi jika akan ada penambahan lantai atau kapasitas siswa," kata Desra saat ditemui di lokasi.
Ia juga menyampaikan bahwa pihak warga telah beberapa kali menyampaikan aspirasi, termasuk melalui jalur resmi seperti Ketua RW, Lurah, hingga Babinsa. Namun, belum ada penjelasan rinci mengenai dampak sosial pembangunan tersebut.
Proyek Dihentikan Sementara, Dialog Diharapkan Jadi Solusi
Proyek revitalisasi SMPN 20 Tangsel kini dihentikan sementara sambil menunggu penyelesaian masalah komunikasi antara pihak sekolah dan warga. Semua pihak berharap, persoalan ini bisa diselesaikan lewat dialog terbuka dan partisipatif.
Revitalisasi sekolah di kawasan permukiman padat memang perlu dilakukan dengan pendekatan yang transparan dan inklusif, agar tidak menimbulkan gesekan di tengah masyarakat.