Tentu saja, peran sastra dalam pembelajaran bahasa tidak terbatas pada aspek-aspek tersebut. Sastra juga memiliki daya tarik emosional yang kuat. Ketika pembelajar terlibat dalam membaca karya sastra, mereka dapat merasakan emosi yang disampaikan dalam cerita, seperti rasa kasih sayang, kegembiraan, kekecewaan, atau bahkan kebingungan. Maka dari itu, karya sastra tidak hanya membantu pembelajar dalam memperluas pengetahuan mereka tentang bahasa, tetapi juga membantu mereka untuk memahami dan mengelola emosi.
Dalam rangka memahami peran sastra dalam pembelajaran bahasa, perlu untuk melihat bahwa karya sastra tidak hanya membantu pembelajar untuk memperoleh keterampilan bahasa, tetapi juga untuk mengembangkan pemahaman mereka tentang dunia sekitar. Karya sastra memainkan peran yang sangat penting dalam membuka ruang bagi pembelajar untuk menjadi pembaca yang kritis, analitis, dan peka terhadap berbagai aspek kehidupan. Oleh karena itu, penggunaan sastra dalam pembelajaran bahasa di sekolah atau lingkungan pembelajaran lainnya dapat memberikan manfaat yang besar bagi para pembelajar.
Dalam konteks yang lebih luas, peran sastra dalam pembelajaran bahasa memiliki implikasi mendalam bagi pengembangan kompetensi bahasa di masyarakat. Sebagai penulis, guru, atau mahasiswa, sangat penting untuk terus memperjuangkan peran sastra dalam pembelajaran bahasa agar masyarakat dapat terus mengalami manfaatnya dalam konteks pembelajaran bahasa. Sastra tidak hanya menawarkan cerita-cerita yang menarik, tetapi juga merupakan alat yang kuat dalam memperkaya keterampilan bahasa dan pemahaman tentang kehidupan.
Dalam era teknologi modern, terdapat berbagai pendekatan dalam menggunakan sastra dalam pembelajaran bahasa, seperti pembelajaran daring (online) atau pemanfaatan platform-platform digital untuk memperluas akses terhadap karya sastra. Dengan demikian, upaya untuk mempromosikan peran sastra dalam pembelajaran bahasa diharapkan dapat terus berkembang seiring dengan perkembangan teknologi.