Di sekolah, pendidik dapat memasukkan materi tentang batasan dan persetujuan dalam kurikulum pendidikan seksual mereka. Menggunakan role play atau situasi sehari-hari dapat membantu anak-anak memahami situasi nyata di mana batasan dan persetujuan penting. Pendekatan ini membantu anak-anak belajar bagaimana berkomunikasi dengan cara yang sehat dan saling menghormati.
3. Menyesuaikan dengan Usia dan Perkembangan Anak
Pendidikan seksual harus disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan anak. Informasi yang diberikan kepada anak usia dini berbeda dengan yang diberikan kepada remaja. Di rumah, orang tua harus memahami tahap perkembangan anak mereka dan memberikan informasi yang sesuai.
Di sekolah, kurikulum pendidikan seksual harus dirancang agar sesuai dengan kelompok usia dan perkembangan siswa. Misalnya, anak-anak di tingkat dasar mungkin diajarkan tentang perbedaan antara laki-laki dan perempuan serta dasar-dasar kesehatan reproduksi, sementara remaja mungkin mempelajari topik yang lebih kompleks seperti hubungan yang sehat, kontrasepsi, dan risiko kesehatan seksual.
4. Menggunakan Sumber Daya yang Tepat
Menggunakan sumber daya yang tepat dapat mendukung pendidikan seksual di rumah dan di sekolah. Buku-buku anak-anak, video edukatif, dan materi dari organisasi kesehatan dapat memberikan informasi yang akurat dan bermanfaat. Di sekolah, pendidik dapat memanfaatkan materi pelajaran yang dikembangkan oleh ahli pendidikan seksual dan kesehatan.
Penting bagi orang tua dan pendidik untuk memilih sumber daya yang terpercaya dan sesuai dengan nilai-nilai keluarga serta kebutuhan perkembangan anak. Jika merasa kurang yakin tentang materi yang akan disampaikan, berkonsultasilah dengan profesional kesehatan atau pendidikan untuk mendapatkan panduan yang tepat.