Choky menduga bahwa SMAN 8 Medan dengan sengaja membuat anaknya tinggal kelas sebagai dampak dari kasus yang dilaporkannya terkait dugaan pungli yang dilakukan oleh kepala sekolah. Hingga saat ini, kasus tersebut masih dalam tahap penyelidikan.
"Saya menduga bahwa anak saya sengaja tidak diperbolehkan naik kelas karena saya melaporkan kepala sekolah terkait kasus korupsi dan pungli. Saya adalah saksi dari banyaknya korupsi yang terjadi di sekolah ini, dan saya tidak akan berdamai dengan kepala sekolah tersebut. Oleh karena itu, saya kuat dalam menduga bahwa anak saya tidak dapat melanjutkan kelas sebagai balasan dari laporan yang saya ajukan," ungkap Choky.
Hingga saat ini, CNNIndonesia.com belum mendapatkan jawaban dari Kepala SMAN 8 Medan, Rosmaida Purba, terkait dengan peristiwa ini.
Kasus seperti ini tidak hanya mencoreng nama baik sekolah, tetapi juga memberikan dampak emosional dan psikologis yang besar bagi siswa yang terlibat. Siswa yang seharusnya bisa melanjutkan kelasnya dapat terpaksa tertinggal hanya karena masalah yang seharusnya tidak menjadi beban mereka.