Tetap Sabar dan Tenang: Reaksi marah atau kecewa dari orang tua bisa membuat anak cemas dan takut mencoba lagi. Berikan dukungan dan yakinkan ia bahwa semua orang pernah mengalaminya.
Kembali ke Dasar: Jika kemunduran terjadi, coba kembali ke strategi awal. Kembali ajak anak secara rutin ke toilet, beri pujian, dan hindari tekanan.
Hindari Membandingkan: Setiap anak punya laju perkembangan yang berbeda. Jangan bandingkan anak dengan teman atau saudaranya. Membandingkan hanya akan membuat anak merasa tidak mampu dan semakin enggan.
Tips Tambahan untuk Sukses
Beberapa hal kecil bisa membuat proses toilet training lebih mudah.
- Fokus pada Satu Hal: Jangan memulai toilet training saat anak sedang menghadapi perubahan besar lain, seperti pindah rumah, kedatangan adik baru, atau baru masuk sekolah.
- Gunakan Bahasa yang Positif: Hindari kata-kata negatif seperti "bau" atau "jorok". Ganti dengan bahasa yang netral seperti "basah" atau "kotor".
- Siapkan Perlengkapan Darurat: Saat bepergian, selalu bawa celana ganti dan kantong plastik untuk mengantisipasi kecelakaan.
- Libatkan Pasangan atau Pengasuh: Pastikan semua orang yang terlibat dalam pengasuhan anak memiliki pendekatan yang sama dan konsisten.