Namun, kita juga tidak boleh mengabaikan pentingnya peran gerakan pramuka dalam membangun karakter, rasa nasionalisme, dan kepedulian sosial generasi muda. Dengan mencabut status pramuka sebagai eskul wajib di sekolah, apakah generasi muda kita akan kehilangan kesempatan untuk belajar nilai-nilai kepramukaan secara menyeluruh dan terstruktur? Ini merupakan pertanyaan yang perlu dipertimbangkan secara serius.
Selain itu, keputusan ini juga memunculkan kekhawatiran akan menurunnya minat peserta didik untuk aktif dalam gerakan pramuka. Jika pramuka tidak lagi diwajibkan sebagai eskul di sekolah, apakah hal ini akan mengurangi partisipasi generasi muda dalam kegiatan kepramukaan? Bagaimana dengan dampaknya terhadap eksistensi gerakan pramuka di Indonesia?
Kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa gerakan pramuka merupakan wadah pembentukan karakter yang telah terbukti memiliki manfaat bagi pembangunan generasi muda di Indonesia. Oleh karena itu, perlu adanya kajian mendalam untuk memastikan bahwa pencabutan status pramuka sebagai eskul wajib sekolah tidak berdampak negatif bagi perkembangan karakter dan kepedulian sosial generasi muda.
Dalam mengambil keputusan terkait dengan pendidikan, terutama dalam hal menyangkut nilai-nilai kepramukaan, seharusnya ada kajian yang matang dan melibatkan berbagai pihak terkait, termasuk para ahli pendidikan, penggiat gerakan pramuka, dan perwakilan peserta didik. Kita perlu memastikan bahwa keputusan mengenai status pramuka sebagai eskul wajib sekolah diambil setelah mempertimbangkan berbagai aspek dan implikasinya bagi pendidikan di Indonesia.