Menariknya, tulisan ini diukir menggunakan aksara Arab Selatan Kuno dalam bahasa Sabaean, bahasa yang digunakan oleh Kerajaan Sheba di Semenanjung Arab (sekarang wilayah Yaman). Hal ini menjadikan tulisan tersebut sebagai salah satu prasasti tertua dalam aksara Arab Selatan Kuno yang pernah ditemukan di Israel.
Hubungan Kerajaan Sulaiman dan Kerajaan Sheba
Selain kendi bertuliskan "Ladanium 5", tim arkeolog juga menemukan enam kendi besar lainnya di lokasi yang sama. Berdasarkan analisis usia benda-benda ini, para ahli memperkirakan bahwa kendi-kendi tersebut berasal dari abad ke-10 Sebelum Masehi (SM), bertepatan dengan masa pemerintahan Nabi Sulaiman.
Penemuan ini memberikan bukti kuat tentang hubungan erat antara Kerajaan Sulaiman dan Kerajaan Sheba. Kerajaan Sheba dikenal sebagai pusat perdagangan rempah-rempah dan tanaman aromatik, termasuk Labdanum, yang banyak digunakan untuk parfum dan dupa pada masa itu. Sementara itu, Kerajaan Sulaiman memiliki kontrol atas jalur perdagangan yang melintasi Gurun Negev menuju pelabuhan di Laut Mediterania, tempat barang-barang mewah seperti rempah-rempah, dupa, dan parfum diekspor ke berbagai wilayah.
Dr. Vainstub menegaskan bahwa keberadaan tulisan dalam bahasa Sabaean di Israel menunjukkan adanya seorang penutur asli bahasa ini di wilayah tersebut pada masa pemerintahan Nabi Sulaiman. Ini semakin memperkuat teori bahwa perdagangan antara kedua kerajaan sudah berlangsung sejak ribuan tahun yang lalu.
Misteri yang Terpecahkan, tetapi Masih Banyak Pertanyaan
Penemuan ini menjadi terobosan besar dalam memahami sejarah hubungan perdagangan dan geopolitik di Timur Tengah pada zaman kuno. Namun, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab. Apakah kendi-kendi ini digunakan dalam ritual keagamaan tertentu? Mengapa hanya satu kendi yang memiliki tulisan, sementara yang lain tidak? Apakah ada peninggalan lain yang masih tersembunyi di bawah tanah Yerusalem?