Selain keterlibatan, kepemimpinan juga menjadi persoalan penting dalam pendidikan anak autis. Kepemimpinan dalam konteks ini bukan hanya merujuk pada peran guru atau orangtua, tetapi juga kepada kemampuan anak autis dalam mengelola diri mereka sendiri. Anak autis perlu dibantu untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan mereka, termasuk keterampilan berkomunikasi, keterampilan sosial, dan keterampilan problem-solving. Dengan memperkuat kemampuan kepemimpinan anak autis, mereka akan memiliki kemandirian yang lebih baik dalam menghadapi tantangan di sekitar mereka.
Selain itu, menciptakan lingkungan yang inklusif juga merupakan sebuah tantangan dalam pendidikan anak autis. Lingkungan yang inklusif dapat membantu anak autis merasa diterima dan didukung, sehingga mereka dapat mengembangkan diri mereka dengan lebih baik. Guru dan orangtua perlu bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang ramah terhadap anak autis, termasuk dengan memberikan pelatihan kepada rekan-rekan sekelas mereka tentang autisme, mendorong interaksi sosial yang positif, dan memberikan dukungan yang diperlukan.