Tawas, atau yang dikenal dalam kimia sebagai potassium alum (kalium aluminium sulfat), telah lama digunakan sebagai deodoran dan antiperspiran alami, bahkan jauh sebelum produk deodoran modern ditemukan. Keefektifannya dalam mengatasi masalah keringat berlebih dan bau badan bukanlah mitos belaka, melainkan didasari oleh prinsip ilmiah yang cukup sederhana namun efektif. Untuk memahami mengapa tawas begitu ampuh, kita perlu melihat dua mekanisme kerjanya secara terpisah namun saling melengkapi.
1. Mekanisme Mengurangi Keringat (Antiperspiran)
Salah satu fungsi utama tawas adalah sebagai agen antiperspiran, yang berarti ia mampu mengurangi produksi keringat. Ketika tawas dilarutkan dalam air (seperti saat mengaplikasikannya pada kulit basah atau setelah mandi) dan bersentuhan dengan kulit, ia melepaskan ion-ion aluminium. Ion-ion ini, terutama ion aluminium, berperan penting dalam proses ini.
Bagaimana cara kerjanya?
Penyempitan Pori-pori Keringat: Ketika ion aluminium ini berinteraksi dengan protein di permukaan kulit, terutama di sekitar saluran kelenjar keringat, mereka menyebabkan koagulasi protein. Koagulasi ini secara efektif akan menyempitkan atau menyumbat sementara bagian atas saluran keringat (duktus kelenjar ekrin). Ini bukan penyumbatan permanen atau berbahaya, melainkan efek sementara yang mengecilkan saluran tersebut.
Pengurangan Volume Keringat: Dengan mengecilnya saluran keringat, aliran keringat dari kelenjar ke permukaan kulit menjadi terhambat. Akibatnya, produksi keringat yang keluar ke permukaan kulit pun berkurang secara signifikan. Ini membuat area ketiak atau area lain yang diolesi tawas tetap lebih kering. Penting untuk dicatat bahwa tawas tidak menghentikan produksi keringat secara total di dalam tubuh, melainkan hanya menghambat keluarnya keringat ke permukaan kulit di area aplikasi.