Minat belajar generasi sekarang tampak mengalami penurunan yang signifikan dibandingkan dengan generasi sebelumnya. Fenomena ini bisa dilihat dari berbagai aspek kehidupan sehari-hari. Banyak anak muda yang lebih memilih menghabiskan waktu di media sosial atau bermain game daripada membaca buku atau belajar pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan mereka. Penurunan motivasi ini menjadi perhatian penting, mengingat pendidikan adalah pondasi utama untuk perkembangan individu dan masyarakat.
Salah satu sebab utama di balik penurunan minat belajar adalah kemajuan teknologi yang pesat. Dengan adanya akses internet yang sangat mudah, anak-anak dan remaja saat ini lebih tertarik untuk mencari hiburan instan daripada melakukan kegiatan belajar yang dianggap membosankan. Media sosial dan platform streaming menawarkan beragam konten yang menggoda perhatian mereka, sehingga membuat mereka malas untuk mengeksplorasi materi pendidikan yang seharusnya mereka pelajari. Dengan berbagai pilihan hiburan yang mudah diakses, fokus dan perhatian mereka terpecah, yang pada gilirannya mengakibatkan penurunan motivasi untuk belajar.
Selain itu, tekanan yang ada di lingkungan pendidikan juga menjadi faktor yang turut berperan dalam merosotnya minat belajar generasi sekarang. Banyak siswa merasa tertekan untuk mencapai nilai yang tinggi dan memenuhi ekspektasi orang tua. Keresahan ini seringkali membuat mereka merasa terbebani, sehingga menjadikan proses belajar terasa lebih seperti beban daripada sebuah kesempatan. Ketidakstabilan emosi dan mental akibat tekanan ini juga turut menyumbang pada penurunan motivasi untuk menjalankan aktivitas belajar dengan semangat. Siswa yang mengalami tekanan emosional cenderung lebih sulit untuk mendapatkan kebahagiaan dalam kegiatan belajar.