Daripada berkonflik dengan keturunannya, paus betina yang lebih tua bisa memberikan bantuan. Dalam penelitian sebelumnya terhadap paus pembunuh, para peneliti menemukan bahwa paus betina yang lebih tua memimpin kelompoknya dalam perjalanan jauh. Dalam penelitian terhadap manusia juga, para peneliti menemukan bahwa nenek dapat memberikan makanan tambahan yang meningkatkan peluang kelangsungan hidup cucu mereka.
Fakta bahwa hanya lima spesies paus yang diketahui mengalami menopause menunjukkan bahwa keuntungan ini hanya dapat diperoleh dalam keadaan tertentu. Dr Ellis berspekulasi bahwa suatu spesies memerlukan kehidupan sosial tertentu, di mana betina tinggal dalam kelompok untuk waktu yang lama dan berkerabat dekat dengan anggota kelompok yang lebih muda.
Rebecca Sear, ahli demografi di London School of Hygiene and Tropical Medicine yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan bahwa Dr. Ellis dan rekan-rekannya memanfaatkan data yang dapat mereka temukan dengan cerdik.
“Saya pikir sungguh menakjubkan betapa banyak yang kita ketahui tentang demografi paus, mengingat mereka hidup di lautan,” katanya.
Dia mengatakan hipotesis mereka masuk akal, namun juga menunjukkan bahwa mereka hanya mampu menganalisis paus dalam jumlah yang relatif sedikit.
“Saya pikir kita perlu sangat berhati-hati terhadap pekerjaan semacam ini,” kata Dr. Sear. “Ini sangat menarik dan informatif, namun tidak memberikan bukti konklusif tentang mengapa menopause berevolusi.”