Pernahkah kamu mengalami siulan, panggilan menggoda, atau komentar tidak pantas saat berjalan di tempat umum? Itu disebut catcalling—sebuah bentuk pelecehan verbal yang sayangnya masih sering dianggap sepele oleh sebagian masyarakat. Catcalling bukanlah pujian atau bentuk perhatian, melainkan bentuk pelecehan yang bisa membuat seseorang merasa tidak nyaman, terancam, atau bahkan trauma.
Bagi banyak perempuan (dan juga sebagian laki-laki), catcalling bisa terjadi di jalan, sekolah, kampus, tempat kerja, hingga transportasi umum. Lalu, bagaimana seharusnya kita menanggapi perilaku yang tidak pantas ini?
Memahami Catcalling Sebagai Pelecehan
Catcalling bisa berupa siulan, panggilan seperti “hai cantik”, komentar seksual, bahkan suara tertawa yang bernada melecehkan. Yang membuat catcalling berbahaya adalah bahwa ia sering dianggap “biasa saja”, padahal dampaknya sangat serius. Banyak korban merasa takut untuk berjalan sendiri, merasa objek seksual, atau bahkan menyalahkan diri sendiri.
Catcalling bukan soal "terlalu cantik" atau "berpakaian terbuka", tetapi soal kurangnya rasa hormat dan edukasi pelaku terhadap orang lain. Maka penting bagi kita untuk belajar menanggapi secara tepat—bukan hanya demi keberanian diri, tapi juga agar pelaku sadar bahwa perilakunya tidak bisa diterima.
Cara Menanggapi Catcalling
Berikut adalah beberapa cara menanggapi catcalling yang bisa disesuaikan dengan situasi dan tingkat keamanannya:
1. Tetap Tenang dan Jangan Merespons Secara Emosional
Ketika merasa dilecehkan, wajar jika muncul rasa marah atau ingin membalas. Namun, penting untuk tetap tenang. Merespons dengan emosi kadang hanya membuat pelaku semakin semangat atau bahkan membahayakan situasi.