Cahaya matahari terdiri dari berbagai warna, mulai dari merah hingga ungu, seperti yang bisa kita lihat pada pelangi. Setiap warna memiliki panjang gelombangnya masing-masing. Cahaya merah memiliki panjang gelombang yang paling panjang, sementara biru dan ungu memiliki panjang gelombang yang lebih pendek.
Ketika cahaya matahari memasuki air laut, warna-warna dengan panjang gelombang panjang, seperti merah dan jingga, lebih dulu diserap oleh air. Sementara itu, warna dengan panjang gelombang pendek seperti biru dan ungu bisa menembus lebih dalam ke dalam air.
Pada kedalaman tertentu, warna-warna dengan panjang gelombang lebih panjang akan hilang, dan yang tersisa adalah warna biru yang lebih terlihat di permukaan. Selain itu, warna biru juga tersebar oleh partikel-partikel di dalam air laut, memperkuat kesan bahwa lautan berwarna biru.
- Fitoplankton di Laut
Selain cahaya matahari, fitoplankton juga mempengaruhi warna air laut. Fitoplankton adalah mikroorganisme yang mirip tumbuhan yang hidup di dekat permukaan air laut. Fitoplankton menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan energi, dan mereka mengandung klorofil yang berperan dalam fotosintesis. Klorofil menyerap sebagian besar cahaya, tetapi memantulkan sebagian lainnya, yang memberikan pengaruh pada warna air laut.
Di daerah dengan konsentrasi fitoplankton tinggi, seperti di perairan yang kaya dengan kehidupan laut, air bisa terlihat lebih hijau atau bahkan merah. Ini karena klorofil dalam fitoplankton menyerap sebagian besar cahaya dan memantulkan cahaya hijau, memberikan warna yang berbeda pada air laut.