Ace menegaskan bahwa pendidikan dan pembinaan karakter anak membutuhkan pendekatan yang komprehensif, yang mempertimbangkan faktor keluarga, lingkungan, dan pengalaman hidup. Menurutnya, program pelatihan militer saja tidak cukup untuk mengatasi persoalan perilaku anak.
Sebagai langkah lanjutan, Lemhanas berencana melakukan kajian mendalam terkait program tersebut untuk memastikan intervensi yang dilakukan tetap mengedepankan perlindungan dan kesejahteraan anak. “Anak adalah tanggung jawab bersama, dan setiap intervensi harus menempatkan prinsip perlindungan anak sebagai prioritas utama,” tegas Ace.
Selain itu, Ace mengingatkan pentingnya berhati-hati dalam menggunakan istilah “anak nakal.” Label tersebut bisa memicu stigmatisasi yang justru menghambat perkembangan positif anak. “Kita harus melihat akar persoalan kenapa anak disebut ‘nakal’. Bisa jadi karena pola asuh, lingkungan, atau kondisi keluarga yang perlu dipahami lebih dalam,” jelasnya.