Pagar Alam, sebuah kota yang terletak di daerah Sumatra Selatan, dikenal akan pesonanya yang tak hanya terletak pada keindahan alamnya. Kota ini juga merupakan Bumi Besemah yang memiliki luas sekitar 633,65 km persegi, di mana keberadaannya sangat erat kaitannya dengan kebudayaan megalitikum.
Perbukitan Kota Pagar Alam, yang terapit oleh Bukit Barisan dan Gunung Dempo, menjadikan wilayah ini kaya akan batuan cadas. Jenis batuan beku andesit yang melimpah di sini telah banyak dimanfaatkan untuk menciptakan berbagai karya seni megalitikum, seperti arca, lesung batu, kubur batu, dolmen, dan menhir.
Seorang peneliti asal Belanda, Van der Hoop mengungkapkan penemuan 22 area di Pagar Alam yang diyakini merupakan lingkungan situs megalitikum dari zaman pra-sejarah. Beragam artefak pun ditemukan di beberapa area tersebut, meski sayangnya sebagian sudah rusak akibat usia yang telah sangat tua.
Megalitikum dapat didefinisikan sebagai perlengkapan berupa batuan besar yang diatur sedemikian rupa, yang digunakan oleh masyarakat prasejarah. Di Pagar Alam, artefak megalitikum yang ditemukan dapat dibedakan menjadi dua jenis utama. Jenis pertama menggambarkan satu wujud rupa atau hewan, sementara kategori kedua menggambarkan lebih dari satu rupa atau sosok jamak.