Kisah yang tidak kalah menarik datang dari Brasil, di mana Ana Sampaio, seorang aktivis pendidikan, meluncurkan proyek "Educa na Rota" untuk mendukung anak-anak yang tinggal di daerah kumuh dan terabaikan. Sampaio mengorganisir kelas-kelas pendidikan non-formal dan program pelatihan keterampilan untuk membantu anak-anak mendapatkan pendidikan yang mereka butuhkan untuk membangun masa depan yang lebih baik. Program ini tidak hanya berfokus pada pendidikan akademis tetapi juga memberikan keterampilan hidup yang penting, membantu anak-anak untuk mempersiapkan diri menghadapi tantangan di masyarakat mereka.
Di Afrika, kisah-kisah pejuang pendidikan sering kali melibatkan upaya untuk mengatasi ketidaksetaraan gender dalam pendidikan. Di Kenya, Mary’s Meals adalah organisasi yang berdedikasi untuk menyediakan makanan dan pendidikan kepada anak-anak di daerah-daerah yang sulit dijangkau. Dengan memfokuskan pada pendidikan anak perempuan yang sering kali diabaikan, Mary’s Meals berusaha untuk memastikan bahwa setiap anak, terlepas dari latar belakangnya, memiliki kesempatan untuk belajar dan berkembang. Melalui kerja keras dan dukungan komunitas lokal, Mary’s Meals telah memberikan pendidikan kepada ribuan anak yang sebelumnya tidak memiliki akses ke sekolah.
Selain itu, ada juga kisah inspiratif dari Nepal, di mana para pejuang pendidikan seperti Shristi Sadhana berjuang untuk memberikan pendidikan di daerah-daerah yang terkena dampak bencana alam dan konflik. Shristi Sadhana memulai inisiatif untuk membangun sekolah-sekolah sementara dan memberikan dukungan pendidikan kepada anak-anak yang kehilangan akses ke sekolah akibat gempa bumi dan konflik. Dengan menggunakan pendekatan berbasis komunitas dan melibatkan orang tua serta sukarelawan lokal, Shristi Sadhana berhasil menciptakan lingkungan belajar yang aman dan mendukung untuk anak-anak yang terdampak bencana.