Tekanan sosial ini bisa memunculkan rasa bersalah jika calon ibu merasa ia tidak bisa memenuhi semua ekspektasi tersebut. Ia mungkin merasa harus sempurna dalam segala hal, dari makanan yang dikonsumsi hingga cara ia berperilaku. Ditambah lagi, ada standar tidak realistis yang sering disajikan media sosial, membuat calon ibu membandingkan diri dengan pengalaman orang lain, yang padahal belum tentu sama.
Kurangnya Pengetahuan dan Pengalaman
Tentu saja, faktor utama yang membuat kehamilan pertama lebih sensitif adalah kurangnya pengetahuan dan pengalaman. Calon ibu baru belum tahu apa yang harus ia persiapkan untuk persalinan, bagaimana cara menyusui, atau bagaimana merawat bayi baru lahir. Semua ini adalah hal baru yang harus dipelajari.
Ketidaktahuan ini memunculkan kecemasan akan hal yang tidak diketahui. Calon ibu akan menghabiskan banyak waktu untuk membaca buku, mencari informasi di internet, dan bertanya kepada orang lain, yang bisa menjadi sumber stres jika informasi yang didapat tidak terpercaya atau kontradiktif. Berbeda dengan kehamilan kedua, di mana calon ibu sudah tahu apa yang harus ia hadapi dan bagaimana tubuhnya merespons, menjadikan kehamilan berikutnya terasa lebih tenang.