Dalam kata lain, saat Uranus berputar mengelilingi Matahari, sumbu rotasinya hampir sejajar dengan bidang orbitnya. Hal ini menyebabkan planet ini memiliki ciri khas berputar di samping, tidak seperti planet lain yang berputar dengan sumbu tegak lurus terhadap bidang orbit.
Fenomena ini menyebabkan Uranus mengalami musim yang sangat panjang, yaitu sekitar 42 tahun untuk setiap musim semi dan musim gugurnya. Hal ini disebabkan oleh posisi sumbu rotasi yang hampir horizontal, menyebabkan matahari terbit dan terbenamnya menjadi sangat lambat di kutub planet ini.
Teori Pembentukan Sistem Rotasi Uranus
Para ilmuwan telah lama mencoba untuk memahami mekanisme yang menyebabkan Uranus memiliki sistem rotasi yang unik ini. Salah satu teori yang paling banyak diterima adalah teori tabrakan atau "gamparan" (giant impact theory). Menurut teori ini, miliaran tahun yang lalu, Uranus mungkin pernah bertabrakan dengan benda langit lain yang sangat besar, sehingga sumbu rotasinya menjadi terjungkal seperti saat ini.
Selain itu, beberapa ilmuwan juga mengemukakan kemungkinan bahwa gaya tarikan gravitasi planet yang besar di Tata Surya, seperti Jupiter dan Saturnus, mungkin juga berperan dalam membentuk sistem rotasi Uranus. Namun, tafsiran ini masih perlu penelitian lebih lanjut untuk memastikannya.
Penelitian Terbaru dan Pemahaman Lebih Lanjut
Seiring dengan perkembangan teknologi dan penelitian, para ilmuwan terus melakukan studi tentang Uranus dan sistem rotasinya. Salah satu proyek yang paling menarik adalah rencana misi luar angkasa untuk mengirim wahana penjelajah ke Uranus guna mengumpulkan data dan gambaran yang lebih jelas tentang planet ini.