Penyebab lain dari popularitas pulpen pasca-perang adalah meningkatnya kebutuhan untuk pendidikan dan administrasi di berbagai sektor. Setelah perang, banyak negara yang berusaha membangun kembali infrastruktur dan sistem pendidikan mereka. Pulpen menjadi alat tulis yang penting dalam berbagai aktivitas belajar dan bekerja. Sekolah-sekolah mulai menggantikan pensil dan tinta tradisional dengan pulpen, sehingga menciptakan budaya baru di mana pulpen dianggap sebagai alat tulis yang lebih modern dan profesional.
Dari segi pemasaran dan iklan, perusahaan-perusahaan pulpen juga mulai mengambil langkah-langkah inovatif untuk menjadikan produk mereka lebih menarik. Mereka berusaha untuk mempromosikan pulpen sebagai alat tulis yang tidak hanya fungsional tetapi juga stylish. Dengan berbagai desain dan warna, pulpen menjadi aksesori yang menarik bagi para pelajar dan pekerja, yang semakin mempercepat pertumbuhannya di pasar.
Perkembangan teknologi dan desain dalam industri pulpen juga berkontribusi besar terhadap popularitasnya. Inovasi seperti bola penggilas di ujung pulpen yang memungkinkan tinta mengalir lebih lancar adalah hasil dari penelitian dan pengembangan yang dibiayai oleh perusahaan-perusahaan besar. Penelitian ini juga membuka jalan bagi munculnya berbagai model pulpen dengan fitur tambahan, seperti pulpen yang dapat diisi ulang, pulpen dengan berbagai ketebalan tinta, dan pulpen yang dirancang ergonomis.