Selain Ibnu Sina, terdapat pula banyak cendekiawan Muslim lainnya yang telah memberikan kontribusi penting dalam ilmu pengetahuan. Al-Khawarizmi, yang dikenal sebagai bapak aljabar, telah memberikan dasar yang kuat bagi perkembangan matematika modern. Beliau juga memperkenalkan sistem angka Arab yang digunakan secara luas di dunia saat ini. Kontribusi dari al-Khawarizmi bukan hanya mengubah wajah matematika, tapi juga memberikan dampak besar dalam perkembangan sains secara keseluruhan.
Selain itu, perlu diingat bahwa periode keemasan sains Islam terjadi pada abad pertengahan, dimana ribuan karya ilmiah ditulis dalam berbagai bidang seperti matematika, astrologi, kedokteran, kimia, dan astronomi. Semua ini tidak terlepas dari motivasi, dukungan, dan inspirasi dari ajaran Islam yang mendorong umatnya untuk mengeksplorasi pengetahuan dan alam semesta.
Selain kontribusi dalam bidang sains murni, cendekiawan Muslim juga memberikan kontribusi penting dalam pengembangan metode ilmiah. Mereka mempraktikkan metode observasi, eksperimen, dan penelitian yang kemudian menjadi landasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan modern. Konsep-konsep ilmiah yang kemudian ditemukan seperti pemurnian metode ilmiah, yaitu teori hipotesis, eksperimen, dan penarikan kesimpulan, telah ditemukan lebih dahulu oleh para cendekiawan Muslim.
Dalam konteks modern, semangat ilmiah Islam masih tetap hidup di kalangan cendekiawan Muslim. Salah satu contoh yang menonjol adalah peran ilmuwan Muslim dalam penelitian kesehatan dan teknologi. Mereka telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam bidang bioteknologi, kedokteran, dan teknologi informasi, serta memanfaatkan prinsip-prinsip Islam untuk mempromosikan keseimbangan dan keadilan dalam pengembangan sains.