Pencemaran juga menjadi salah satu bentuk interaksi negatif antara manusia dan terumbu karang. Limbah industri, limbah rumah tangga, dan limbah pertanian dapat mencemari perairan di sekitar terumbu karang. Hal ini dapat menyebabkan penurunan kualitas air laut, meracuni organisme hidup di dalamnya, serta merusak kondisi fisik terumbu karang.
Namun, interaksi antara terumbu karang dan manusia juga bisa membawa dampak positif jika dikelola dengan baik. Melalui upaya konservasi dan pendidikan masyarakat, manusia dapat berperan aktif dalam melestarikan terumbu karang. Pengembangan taman laut, pembentukan zona-zona larangan penangkapan ikan, serta kampanye penyadartahuan lingkungan merupakan beberapa bentuk interaksi positif antara manusia dan terumbu karang.
Keterlibatan masyarakat lokal juga menjadi kunci dalam menjaga kelestarian terumbu karang. Dengan melibatkan mereka dalam pengelolaan sumber daya alam di sekitar terumbu karang, dapat menciptakan keberlanjutan ekonomi yang berkelanjutan dan memastikan bahwa terumbu karang tetap terjaga dengan baik.
Dalam mengelola interaksi antara terumbu karang dan manusia, perlu adanya kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya. Langkah-langkah konkret seperti pengawasan ketat terhadap aktivitas wisata, regulasi perikanan yang memperhatikan keberlanjutan, serta penegakan hukum terhadap praktik pencemaran menjadi kunci dalam menjaga keberlangsungan terumbu karang.