Sebagian besar ikan hanya bisa bertahan hidup di satu jenis habitat, air tawar atau air laut. Masing-masing habitat punya karakteristik salinitas (kadar garam) yang berbeda, dan ikan punya sistem biologis yang sangat spesifik untuk beradaptasi dengan kondisi tersebut. Namun, alam selalu punya pengecualian yang menarik. Ada beberapa jenis ikan yang punya kemampuan luar biasa untuk berpindah dan beradaptasi di dua alam sekaligus: air tawar dan air laut. Fenomena ini bukan sekadar kebetulan, melainkan hasil dari evolusi dan mekanisme fisiologis yang rumit.
Rahasia Adaptasi: Osmoregulasi dan Perubahan Fisiologis
Kemampuan ikan untuk hidup di dua alam disebut osmoregulasi. Ini adalah proses di mana ikan mengontrol keseimbangan air dan garam di dalam tubuhnya, terlepas dari lingkungan eksternal. Ikan yang bisa berpindah antara air tawar dan air laut punya kemampuan untuk mengubah cara kerja organ-organ pentingnya, terutama ginjal, insang, dan kelenjar garam.
Di Air Laut (lingkungan hipertonik): Kadar garam di laut lebih tinggi dari tubuh ikan. Secara alami, air dari tubuh ikan akan cenderung keluar dan garam dari air laut akan masuk. Untuk mengatasi ini, ikan-ikan laut minum banyak air laut dan membuang kelebihan garam melalui insang dan ginjal mereka.
Di Air Tawar (lingkungan hipotonik): Kadar garam di air tawar jauh lebih rendah dari tubuh ikan. Air akan cenderung masuk ke dalam tubuh ikan dan garam akan keluar. Untuk mencegah tubuhnya "membengkak" dan kehilangan garam, ikan air tawar jarang minum, memproduksi banyak urin encer untuk membuang kelebihan air, dan menyerap kembali garam dari air melalui insang mereka.