Hannah Arendt juga menyoroti bahaya dari pendidikan yang otoriter dan kaku. Menurutnya, jika pendidikan dipandang hanya sebagai proses penyerapan informasi tanpa mendorong kemandirian berpikir, maka hal tersebut dapat menghasilkan individu yang pasif dan tidak memiliki kesadaran politik yang kuat. Oleh karena itu, Arendt menekankan bahwa pendidikan harus mendorong individu untuk terlibat dalam dialog, mempertanyakan otoritas, dan mengembangkan kesadaran akan pluralitas dalam masyarakat.
Selain itu, pandangan Hannah Arendt tentang politik juga turut mempengaruhi konsepsi pendidikannya. Bagi Arendt, politik bukan sekadar urusan pemerintahan atau kekuasaan, melainkan juga melibatkan interaksi antarindividu dalam menciptakan dunia bersama yang berkelanjutan. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan tidak hanya mempersiapkan individu untuk menjadi bagian dari sistem politik yang ada, tetapi juga untuk aktif menciptakan perubahan yang positif dalam kehidupan politik.
Dalam konteks ini, Arendt menyoroti pentingnya partisipasi politik dalam mendukung ruang publik yang mampu memfasilitasi dialog terbuka dan bertanggung jawab. Pendidikan, menurut pandangannya, harus mempersiapkan individu untuk memasuki ruang publik ini dengan kemampuan berpikir mandiri dan kesadaran akan tanggung jawab politik mereka terhadap masyarakat.