Namun, hal yang paling mencolok dari Romulo adalah kecintaannya pada dunia tulis-menulis. Pada usia 16 tahun, ia sudah menjadi seorang reporter, kemudian menjadi editor surat kabar pada usia 20 tahun, dan bahkan menjadi penerbit pada usia 32 tahun. Romulo juga merupakan satu-satunya orang Asia yang pernah memenangkan Penghargaan Pulitzer Amerika Serikat dalam bidang jurnalisme atas serangkaian artikel yang memprediksi pecahnya Perang Dunia II.
Selama hidupnya, Romulo menulis dan menerbitkan 18 buku, termasuk novel "The United", otobiografi "I Walked with Heroes", serta memoar perang seperti "I Saw the Fall of the Philippines", "Mother America", dan "I See the Philippines Rise". Karya-karyanya tidak hanya mendapat pengakuan di Filipina, tetapi juga di kancah internasional.
Keseluruhan kontribusi Romulo dalam dunia politik, diplomasi, dan sastra menunjukkan betapa pentingnya peran seorang individu dalam pembentukan hubungan antar-negara dan organisasi internasional seperti PBB. Karena itu, tidak mengherankan bahwa namanya tetap dikenang dan dihargai bahkan setelah puluhan tahun berlalu sejak kematiannya pada tahun 1985.