Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan yang signifikan setelah terjadinya ketegangan antara Israel dan Iran. Serangan yang dilancarkan oleh Israel ke Iran serta serangan balasan dari Iran kepada Israel telah membawa dampak pada pasar minyak dunia. Hal ini mengakibatkan harga minyak mentah jenis Brent berjangka diperdagangkan di atas US$90, sementara harga West Texas Intermediate (WTI) mendekati angka US$86 pada Rabu, 10 April 2024. Kenaikan harga minyak ini mencapai 1,1 persen.
Riva Siahaan, Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga, mengungkapkan bahwa ketegangan geopolitik dan pengurangan pasokan dari organisasi OPEC+ telah menjadi penyebab kenaikan harga minyak dunia yang mencapai hampir 18 persen. Namun, Riva menegaskan bahwa di tengah situasi ini, Pertamina Patra Niaga akan terus menjaga pasokan bahan bakar minyak (BBM) di tingkat nasional serta menjaga stabilitas harga.
"Dalam menghadapi kecenderungan kenaikan harga minyak mentah, kami tetap menjamin pasokan BBM di dalam negeri dalam kondisi yang aman. Kami juga berkomitmen untuk menjaga agar harga BBM di dalam negeri tetap stabil, sehingga hal ini tidak berdampak buruk pada inflasi atau daya beli masyarakat," ujar Riva dalam keterangannya pada Senin, 15 April 2024.
Riva juga menambahkan bahwa Pertamina Patra Niaga, di tengah situasi ketegangan geopolitik ini, memastikan bahwa stok BBM di tingkat nasional tetap dalam kondisi yang aman selama periode Satgas Rafi. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap lonjakan permintaan BBM selama masa arus mudik dan balik menjelang perayaan Idul Fitri.