Menit dan Detik: Warisan Babilonia yang Mendunia
Jika jam berakar dari Mesir, maka menit dan detik adalah warisan langsung dari matematika dan astronomi Babilonia. Babilonia, yang hidup sekitar 3.000 SM, memiliki sistem numerasi seksagesimal, yaitu berbasis 60. Mereka menggunakannya dalam perhitungan matematika, termasuk dalam astronomi untuk membagi lingkaran dan lintasan benda langit.
Istilah menit berasal dari bahasa Latin pars minuta prima yang berarti "bagian kecil pertama". Ini merujuk pada pembagian jam menjadi 60 bagian. Pada awalnya, ini adalah konsep matematika yang digunakan oleh para ilmuwan dan astronom, bukan untuk penggunaan sehari-hari. Sementara itu, detik berasal dari bahasa Latin pars minuta secunda, yang berarti "bagian kecil kedua". Istilah ini merujuk pada pembagian menit menjadi 60 bagian yang lebih kecil lagi.
Awalnya, gagasan tentang menit dan detik hanya digunakan oleh para ilmuwan. Jam-jam awal, bahkan pada jam mekanik pertama, hanya memiliki jarum jam karena akurasi yang terbatas. Baru pada sekitar abad ke-16, ketika jam mekanik mulai lebih akurat, jarum menit pertama kali ditambahkan. Jarum detik menyusul belakangan, sekitar abad ke-17. Penambahan jarum-jarum ini menandakan pergeseran besar dalam cara manusia mengukur waktu, dari sekadar jam yang kasar menjadi pengukuran yang jauh lebih presisi untuk keperluan ilmiah dan navigasi.