Mekanisme Otak di Balik Fenomena Unik Ini
Penelitian tentang sinestesia menunjukkan bahwa otak individu sinestet memiliki struktur dan aktivitas yang berbeda. Studi pencitraan otak, seperti fMRI, telah mengungkap bahwa ketika seorang sinestet diberikan rangsangan, ada aktivitas simultan di dua area otak yang berbeda. Sebagai contoh, saat mereka mendengarkan suara, tidak hanya area pendengaran yang aktif, tetapi juga area visual korteks otak.
Salah satu teori yang paling diterima adalah Teori Aktivasi Lintas Otak (Cross-Activation Theory) yang diajukan oleh Dr. Vilayanur Ramachandran. Teori ini berpendapat bahwa sinestesia terjadi karena adanya koneksi yang berlebihan antara area-area di otak. Koneksi ini seharusnya dihilangkan seiring pertumbuhan, namun pada individu sinestet, koneksi tersebut tetap ada. Dengan kata lain, otak sinestet memiliki "jalur pintas" yang unik, memungkinkan komunikasi langsung antara indera yang berbeda.
Para peneliti juga percaya bahwa sinestesia memiliki komponen genetik, karena seringkali kondisi ini ditemukan di beberapa anggota keluarga. Namun, mekanisme genetik pastinya masih terus diteliti.
Beragam Jenis dan Pengalaman Sinestesia
Ada banyak sekali jenis sinestesia, dengan beberapa yang paling umum:
- Sinestesia Grafem-Warna: Angka dan huruf memiliki warna.
- Sinestesia Leksikal-Gustatori: Kata-kata memiliki rasa.
- Sinestesia Suara-Warna (Chromesthesia): Suara, musik, atau nada memiliki warna.
- Sinestesia Sekuens-Spasial: Seseorang melihat urutan, seperti bulan dalam setahun atau angka, sebagai titik-titik di ruang fisik.