Saham unit usaha kendaraan listrik raksasa properti China, Evergrande New Energy Vehicle (NEV), mengalami penurunan tajam setelah kreditur dari dua unit bisnisnya meminta pengadilan untuk memulai proses kebangkrutan. Menurut laporan Wall Street Journal, saham Evergrande NEV turun 9,0% menjadi 31 sen dolar Hong Kong, setara dengan 4 sen dolar AS, pada awal perdagangan Senin sementara Indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,0%. Penurunan tersebut terjadi setelah perusahaan, yang juga dikenal sebagai Evergrande Auto, mengumumkan pada Minggu, (28/7/2024) malam bahwa kreditur individu dari dua anak perusahaan yang berbasis di Guangdong mengajukan permohonan kebangkrutan dan reorganisasi unit-unit tersebut ke pengadilan lokal pada 25 Juli.
Langkah tersebut memiliki dampak besar pada kegiatan produksi dan operasional perusahaan dan unit-unitnya. Kedua anak perusahaan tersebut memiliki total modal terdaftar sekitar 7,5 miliar yuan, setara dengan US$ 1,03 miliar (Rp 16,69 triliun), menurut data dari penyedia informasi Wind. Selain itu, pada bulan Juni, otoritas lokal China memerintahkan perusahaan untuk mengembalikan sekitar 1,9 miliar yuan dalam bentuk subsidi dan insentif yang sebelumnya diterima dari pemerintah lokal, dengan alasan bahwa perusahaan gagal memenuhi kewajiban kontraktualnya. Saat itu, Evergrande Auto menyatakan akan mengajukan peninjauan administratif atas keputusan tersebut.