Saya selalu bermimpi untuk pergi ke Olimpiade, Ketika saya lolos, saya sangat bersemangat. Saya ingat orang tua saya ingin saya menjadi pemain tenis meja terutama ibu saya, selama bertahun-tahun ia melatih saya. Ia ingin saya melangkah lebih jauh. Sayangnya dia tidak sempat melihat saya, karena dia meninggal pada 1997 tapi saya merasa dia membantu saya dalam perjalanan ini. Saya merasa dia selalu bersama saya.
Bagi saya, berlatih di usia 58 tahun, bersaing dengan kecepatan anak muda, tidaklah mudah. Pada satu titik saya pikir itu bisa menjadi penghalang. Namun jauh di lubuk hati, saya selalu berkata pada diri saya sendiri: 'Tidak, jangan pikirkan usiamu. Jika saya telah berhasil sejauh ini, saya harus berjuang seperti orang lain'.
Jadi, ketika saya tiba di lapangan, saya melupakan diri saya sendiri, usia saya, atau rasa sakit yang saya alami. Karena saya adalah salah satu dari mereka yang percaya bahwa jika Anda memiliki mimpi, Anda selalu bisa mencapainya. Yang saya sukai dari tenis meja adalah permainan ini sangat lengkap, kita menggunakan kecerdasan, fisik, dan ketangkasan.
Tubuh dan pikiran Anda harus terfokus pada meja. Dan itu sangat menghibur. Ada begitu banyak jenis permainan. Anda harus bisa membaca lawan dengan baik dan tetap tenang.Saya tidak tahu apakah ada resep untuk meraih kesuksesan. Tetapi saya pikir sangat penting untuk mempercayai diri sendiri, tanpa rasa takut, dengan keberanian dan terus maju. Tidak peduli berapa pun usia Anda, Kita harus berjuang dan berjuang sampai akhir.