Sementara khusus pemain Pelatnas PBSI, pencapaian terbaik mereka cuma sampai perempatfinal melalui tunggal putri Gregoria Mariska Tunjung dan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri. Adapun atlet non Pelatnas lainnya Dejan Ferdinansyah/Gloria Emanuelle Widjaja juga sampai 8 besar."Tentunya dengan hasil yang sudah sama-sama kita ketahui sangat mengecewakan dan jauh dari harapan PBSI dan kita semua," kata Kabid Binpres PBSI, Ricky Soebagdja, dalam jumpa persnya, Minggu (9/6/2024)."Pemain di Super 1000 ini, kita tahu turnamen ini top level. Jadi yang pertama, bahwa kekecewaan yang begitu luar biasa ini, kami hanya sampai quarterfinal yang Pelatnas, yang non Pelatnas di semifinal."
Hasil negatif ini tentu menjadi perhatian khusus bagi PP PBSI, secara khusus tim Ad Hoc Olimpiade Paris 2024. Ricky menyebut, mereka bakal melakukan evaluasi menyeluruh bagi para atlet dan pelatih. Tidak hanya hasil di Indonesia Open saja, tapi juga tur Asia secara keseluruhan."Tentunya ajang ini begitu besar, jadi bagian point seeded olimpiade juga. Dengan hasil seperti ini kami akan evaluasi menyeluruh, besok akan kumpul dengan pelatih terutama tentang Indonesia Open dan juga tur Asia," tutur Ricky."Kami sudah menjadwalkan ke Australia, ada beberapa yang ikut olimpiade kami tarik seperti Jojo dan Ginting, dan juga yang lainnya tidak jadi turun di Australia."
Dari sisi atlet, keputusan ini tentu mengecewakan mengingat kesempatan mereka untuk berlaga dalam turnamen internasional yang bergengsi seperti Australia Open tidak datang setiap tahun. Bagi Gideon/Sukamuljo dan Pasangan Ganda Putri Polii/Rahayu, ini adalah momen untuk mengasah kemampuan dan menajamkan strategi sebelum berlaga di Olimpiade.