Toro Rosso juga dikenal dengan keinginan mereka untuk selalu mendorong batasan dan mencoba hal-hal baru. Pada 2014, tim ini menjadi pelopor dengan memutuskan untuk menggunakan mesin dari Honda, sebuah keputusan yang awalnya diragukan oleh banyak pihak. Namun, keberanian ini membuahkan hasil ketika pada tahun 2019, Toro Rosso berhasil mencetak dua podium, yaitu melalui Daniil Kvyat di Jerman dan Pierre Gasly di Brasil. Keberhasilan ini membuktikan bahwa dengan kerja keras dan semangat juang, tantangan terbesar pun dapat diatasi.
Namun, perjuangan di balik layar tim Toro Rosso tidak selalu mudah. Setiap pembalap muda harus menghadapi tekanan besar untuk membuktikan kemampuan mereka. Selain itu, ada juga persaingan internal yang ketat, di mana setiap pembalap berusaha untuk menunjukkan bahwa mereka layak mendapatkan tempat di tim utama Red Bull Racing. Bagi banyak pembalap, kesempatan di Toro Rosso adalah tiket emas untuk memasuki dunia F1, dan kegagalan bukanlah pilihan.
Pierre Gasly adalah contoh lain dari pemuda yang menemukan jalannya di Toro Rosso. Setelah awal yang sulit di Red Bull Racing pada 2019, Gasly kembali ke Toro Rosso dan menemukan kembali kepercayaan dirinya. Di Brasil 2019, Gasly mengukir sejarah dengan meraih podium pertamanya di F1, sebuah pencapaian yang penuh dengan emosi dan kegembiraan. Kisah Gasly adalah bukti dari semangat pantang menyerah dan kemampuan untuk bangkit dari keterpurukan.
Toro Rosso juga dikenal dengan dukungan teknis yang kuat dari Red Bull. Meski sebagai tim junior, mereka mendapatkan akses ke teknologi dan sumber daya yang luar biasa. Dukungan ini memungkinkan mereka untuk bersaing di level tertinggi dan memberikan platform yang solid bagi para pembalap muda untuk berkembang. Namun, meskipun ada dukungan ini, tetap dibutuhkan dedikasi dan kerja keras dari setiap anggota tim untuk mencapai kesuksesan.
