Kolaborasi BUMD Demi Kelancaran Aksesibilitas
Pramono menegaskan pentingnya kolaborasi antara Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Pemprov Jakarta, yakni Ancol dan JakPro, dalam mewujudkan proyek jembatan ini. Ia mengakui adanya ego sektoral di masa lalu yang menghambat kerja sama. "Overhead-nya akan ada, termasuk antara Ancol dan JAKPRO juga sudah setuju untuk pembangunan jembatan. Saya juga sudah berbicara kepada Dirut JAKPRO maupun Ancol, dua-duanya harus duduk karena ini saling menguntungkan,” jelas Pramono.
Transjakarta sebagai Penopang Mobilitas Penonton
Pembangunan jembatan tersebut juga akan melibatkan peran aktif Transjakarta. Pramono menyebut bahwa layanan shuttle bus dari Ancol ke JIS akan disediakan guna mempermudah akses penonton dan sekaligus memanfaatkan lahan parkir yang sangat luas di kawasan Ancol. Integrasi transportasi ini diharapkan dapat mengurai kemacetan dan memudahkan mobilitas puluhan ribu suporter maupun penikmat konser.
JIS sebagai Alternatif Utama Stadion Besar
Gubernur Pramono juga mengungkapkan visinya untuk menjadikan JIS sebagai alternatif utama untuk konser dan pertandingan besar, di samping Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Selama ini, SUGBK menjadi satu-satunya pilihan utama untuk acara berskala masif, sehingga seringkali ketersediaannya menjadi kendala.
Potensi Kapasitas Parkir Ancol yang Luar Biasa
Dengan fasilitas parkir yang memadai di Ancol, JIS diyakini dapat menjadi pusat hiburan berskala global yang mampu menampung banyak acara. “Selama ini enggak ada tempatnya. Semuanya harus ke GBK. Untuk itu saya yakin pasti bisa, karena di Ancol, lokasi parkirnya bisa sampai dengan 10 ribu lebih,” ujarnya optimis. Kapasitas besar Ancol menjadi kunci dalam strategi ini.