TNI AU pun tak ingin membatasi jumlah tenaga kerja yang bisa diberdayakan. Maka dari itu, mereka berencana menambah jumlah dapur MBG secara bertahap. Targetnya, seluruh pendaftar yang memenuhi syarat bisa ikut berkontribusi. Dengan menambah dapur baru, bukan hanya masalah gizi yang diselesaikan, tapi juga lapangan kerja bisa terus diperluas.
Ke depan, TNI AU menargetkan total 100 dapur MBG dapat beroperasi hingga akhir tahun 2025. Saat ini, 26 dapur sudah dibangun dan beroperasi, sementara 18 lainnya siap menyusul dibangun di wilayah yang sudah ditentukan. Proses pembangunan dapur MBG membutuhkan waktu sekitar 1,5 hingga 2 bulan, tergantung ketersediaan bahan bangunan dan fasilitas pendukung.
Yang menarik, pengembangan dapur MBG ini tidak hanya berpusat di kota-kota besar, tetapi juga menyasar wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). TNI AU ingin memastikan bahwa masyarakat di pelosok pun mendapatkan akses terhadap makanan bergizi dan peluang kerja yang layak. Dengan ini, peran dapur MBG tidak hanya sebagai dapur umum, tapi juga simbol kehadiran negara yang nyata di tengah rakyat.