Selain itu, Akmal juga menyoroti perkembangan tim nasional Laos yang dinilainya sudah semakin baik. Meskipun didominasi oleh pemain generasi muda dengan rata-rata usia 22 tahun, Laos berhasil tampil taktis dan sederhana dalam pertandingan tersebut. Mereka mampu menunjukkan skema yang terencana dan efektif, yang terlihat dari gol-gol yang lahir dari situasi tertentu. Di sisi lain, Akmal merasa bahwa strategi permainan Timnas Indonesia terlalu mengandalkan serangan balik hasil lemparan ke dalam, tanpa mengembangkan pola permainan yang lebih variatif. Akmal berharap agar Shin Tae-yong segera melakukan evaluasi menyeluruh dan mempersiapkan strategi yang lebih baik menjelang laga selanjutnya, terutama melawan Vietnam yang dianggap sebagai lawan yang lebih tangguh. Dia yakin bahwa jika Shin Tae-yong mampu menjalankan strategi yang baik, hal itu sudah menandakan kemajuan bagi para pemain muda Indonesia.
Di sisi lain, pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, menyalahkan para pemain atas hasil imbang tersebut. Dia menyoroti kesalahan-kesalahan saat melakukan passing dan mengakui bahwa hal tersebut menjadi penyebab dari kebocoran pertahanan yang membuat tim kebobolan. Meskipun demikian, Shin Tae-yong turut meminta maaf kepada para fans termasuk masyarakat Indonesia yang telah memberikan dukungan dalam pertandingan tersebut. Dia juga menjelaskan bahwa seluruh gol yang dicetak oleh Timnas Indonesia berasal dari situasi bola mati. Meskipun demikian, Shin Tae-yong merasa bahwa kegagalan tersebut tidak lepas dari fakta bahwa tim belum mampu menciptakan peluang yang baik dalam taktik permainan yang telah dilatih sebelumnya.