Aksesibilitas: Ruang publik harus mudah diakses oleh anak-anak dari berbagai latar belakang. Hal ini termasuk penyediaan fasilitas bagi anak-anak berkebutuhan khusus agar mereka juga dapat menikmati ruang tersebut tanpa hambatan.
Lingkungan yang Edukatif: Selain menyediakan tempat untuk bermain, ruang publik juga harus mendukung kegiatan belajar. Misalnya, taman bermain yang dilengkapi dengan papan informasi tentang alam atau sejarah setempat, serta perpustakaan yang menyediakan buku-buku dan program literasi bagi anak-anak.
Kenyamanan: Kenyamanan adalah aspek penting lainnya. Penyediaan area teduh, bangku, dan toilet yang bersih akan membuat anak-anak dan keluarga merasa nyaman menghabiskan waktu di ruang publik.
Partisipasi Anak: Mengikutsertakan anak-anak dalam proses perencanaan dan pengembangan ruang publik dapat memastikan bahwa ruang tersebut sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mereka. Ini juga memberikan anak-anak rasa memiliki terhadap ruang tersebut.
Contoh Implementasi di Beberapa Kota
Beberapa kota di dunia telah berhasil mengimplementasikan konsep ruang publik ramah anak dengan baik. Misalnya, di Copenhagen, Denmark, terdapat taman bermain superkilen yang dirancang dengan melibatkan komunitas lokal, termasuk anak-anak, untuk menciptakan ruang yang inklusif dan menyenangkan. Di Bogota, Kolombia, program "Caminos Seguros" menciptakan jalur aman bagi anak-anak untuk berjalan kaki ke sekolah dengan menyediakan trotoar yang lebar dan area penyeberangan yang aman.