Menteri ESDM, Arifin Tasrif, menjelaskan bahwa pemerintah sedang berusaha untuk mengurangi polusi udara dari sektor kendaraan dengan menciptakan jenis BBM baru yang rendah sulfur, terutama pada jenis BBM solar. Dia mengatakan bahwa pemerintah sedang mencari bahan pencampur yang dapat mengurangi kandungan sulfur dalam BBM, mengingat bahwa kandungan sulfur dalam bensin di Indonesia masih sekitar 500 ppm, sementara standar euro 5 mensyaratkan kandungan sulfur di bawah 50 ppm.
Meskipun detailnya masih belum jelas, sebelumnya pemerintah sempat mempertimbangkan untuk membatasi pembelian BBM jenis Pertalite (RON 90) pada 17 Agustus 2024 mendatang. Spekulasi muncul mengenai kemungkinan pembatasan jenis BBM ini di dalam negeri, namun Menteri Arifin menegaskan bahwa pemerintah saat ini sedang mempertajam data mengenai masyarakat yang berhak mendapatkan subsidi BBM.
Menurut Arifin, kebijakan subsidi BBM harus benar-benar tepat sasaran dan dapat diterima oleh masyarakat yang membutuhkannya. Ia juga menegaskan bahwa pembatasan pembelian BBM bersubsidi akan didasarkan pada aturan yang akan diatur dalam Peraturan Menteri ESDM.
Rencana peluncuran produk BBM baru ini menegaskan komitmen pemerintah Indonesia dalam upaya menurunkan emisi dari sektor transportasi dan menghadirkan solusi yang lebih ramah lingkungan. Dengan demikian, kehadiran BBM baru ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, diharapkan bahwa langkah-langkah ini akan diiringi oleh upaya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat mengenai manfaat dari penggunaan BBM ramah lingkungan serta kebijakan yang mendukung penggunaan jenis BBM tersebut.