Selain itu, penutupan pabrik ini juga akan berdampak pada jumlah karyawan yang dipekerjakan. Sanken mempekerjakan ratusan orang, dan penutupan ini menyebabkan ancaman peningkatan angka pengangguran. Proses PHK bukan hanya mencakup karyawan tetap, tetapi juga pekerja kontrak dan ini menciptakan ketidakpastian bagi banyak orang. Dengan bertambahnya jumlah pengangguran, akan ada penurunan daya beli yang cukup signifikan dalam masyarakat. Hal ini tentunya akan berimbas pada peningkatan angka kemiskinan di sekeliling kita.
Karyawan yang kehilangan pekerjaan juga akan merasa terpaksa untuk melakukan reskilling atau belajar kembali agar dapat memenuhi syarat untuk pekerjaan baru. Namun, tantangan terbesar adalah menemukan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian yang dimiliki, apalagi jika industri baru yang mereka coba masuki tidak relevan dengan pengalaman sebelumnya di Sanken.
Bane Raja Manalu, seorang anggota Komisi VII DPR, menyampaikan keprihatinannya mengenai dampak penutupan PT Sanken. Dia mengungkapkan bahwa langkah ini akan memiliki konsekuensi jauh lebih besar bagi industri Indonesia, dan pemerintah perlu menanggapi isu ini dengan langkah-langkah yang proaktif. Manalu menegaskan bahwa ada risiko serius deindustrialisasi yang mungkin terjadi sebagai akibat dari penutupan ini, sebagaimana dikutip dari berita Antara.