Kariernya terus berkembang di pemerintahan saat Sri Mulyani bergabung dengan Tim Asistensi Menteri Keuangan Bidang Keuangan dan Moneter, Departemen Keuangan Republik Indonesia pada tahun 1998. Tak lama setelah itu, ia terpilih sebagai Direktur Eksekutif Dana Moneter Internasional (IMF) mewakili 12 negara di Asia Tenggara pada tahun 2002. Seiring berjalannya waktu, pada 21 Oktober 2004, Sri Mulyani mendapatkan amanah menjadi Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas pada Kabinet Indonesia Bersatu di masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Ia kemudian dilantik menjadi Menteri Keuangan pada 5 Desember 2005, menggantikan Jusuf Anwar.
Prestasi Sri Mulyani tidak terhenti di jajaran pemerintahan Indonesia. Pada tanggal 1 Juni 2010, Sri Mulyani Indrawati menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia, sebelum kemudian kembali menjadi Menteri Keuangan Indonesia pada masa pemerintahan Prabowo di Kabinet Merah Putih sejak tahun 2016 hingga sekarang. Ia turut mengisi posisi sebagai Pelaksana Tugas Menko Bidang Perekonomian pada tahun 2008, menandakan kontribusinya yang mapan dalam bidang ekonomi Indonesia.
Sri Mulyani terkenal dengan prestasinya dalam menstabilkan ekonomi makro, mempertahankan kebijakan fiskal yang prudent, menurunkan biaya pinjaman, mengelola utang, serta memberi kepercayaan pada investor. Penghargaan yang diraihnya pun cukup banyak, yang menunjukkan bahwa kinerjanya diakui secara luas dan mendapatkan apresiasi dari berbagai lembaga dan negara.
Pada bulan September 2006, Sri Mulyani dinobatkan sebagai Menteri Keuangan Terbaik di Asia oleh Emerging Markets Forum dalam Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF di Singapura. Penghargaan ini memberikan catatan positif atas keberhasilan Sri Mulyani dalam mengelola keuangan negara. Tidak hanya itu, dalam World Government Summit di Dubai pada Desember 2018, Sri Mulyani terpilih sebagai "Best Minister in the World". Gelar ini menunjukkan apresiasi atas kinerja dan peran yang dipersembahkan oleh Sri Mulyani di lingkup internasional.