Penggunaan ponsel pintar dalam kegiatan sehari-hari telah menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan modern. Namun, baru-baru ini, sebuah kejadian mengguncang masyarakat Cirebon. Seorang anak di Cirebon diduga mengalami depresi setelah mengetahui bahwa ponselnya dijual oleh orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari termasuk untuk makan keluarga. Kondisi ini menimbulkan keprihatinan mendalam terhadap dampak negatif yang mungkin ditimbulkan oleh teknologi terhadap kesehatan mental, terutama pada generasi muda.
Kejadian ini menimbulkan berbagai pertanyaan tentang responsibilitas orang tua dalam menggunakan ponsel pintar dan dampaknya terhadap kesehatan mental anak-anak. Meskipun ponsel pintar dapat memberikan kemudahan akses informasi dan komunikasi, penggunaan yang tidak terkontrol dapat mengakibatkan dampak buruk pada kesehatan mental, terutama bagi anak-anak yang rentan terhadap pengaruh lingkungan.
Seorang anak berinisial A (13) di Kota Cirebon, Jawa Barat, diduga depresi setelah telepon seluler hasil tabungannya dijual untuk kebutuhan makan keluarga. A diduga mengalami tekanan mental itu sejak Septermber 2023. Siti Anita (38), ibu A, mengatakan, saat itu, anaknya sering kali melamun, marah, bahkan menendang sejumlah barang hingga rusak. Mulanya, ia berpikir tindakan A itu hanya kenakalan biasa pada anak seusianya. Namun, seiring waktu kondisi A tidak kunjung membaik.